SERANGPOS.COM – Serang adalah ibu kota Provinsi Banten dan dikenal sebagai pusat budaya Sunda Banten. Nama “Serang” diyakini berasal dari bahasa Sunda yang berarti “sawah”.
Asal-usul Nama Serang
Nama “Serang” konon berasal dari ucapan Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, seorang penyebar agama Islam di wilayah Pajajaran, Jawa Barat. Saat melewati persawahan di Banten, ia meneriakkan kata “Serang!”, yang berarti sawah. Versi lain menyebutkan bahwa Serang berasal dari bahasa Jawa Banten, yaitu “se-erang”, yang berarti sekelompok atau seikat, merujuk pada pemukiman di wilayah tersebut yang terbentuk secara mengelompok.
Sejarah Kota Serang
Era Kerajaan
Sejarah Kota Serang tidak bisa dipisahkan dari Kesultanan Banten yang berdiri sejak abad ke-16. Sebelumnya, wilayah ini merupakan bagian dari Kerajaan Sunda. Di Banten terdapat dua kerajaan: Kerajaan Banten Girang dan Kerajaan Banten Pasisir. Adipati Suragana memimpin Banten Girang, sementara Adipati Surosowan memimpin Banten Pasisir.
Syarif Hidayatullah menikahi putri Adipati Surosowan, Kawung Anten. Putra mereka, Maulana Hasanuddin, berhasil menaklukkan Banten Girang pada 1525 dan mendirikan Kesultanan Banten dengan pusat pemerintahan di Keraton Surosowan.
Kedatangan Bangsa Belanda
Setelah wafatnya Maulana Hasanuddin pada 1570, kekuasaan diteruskan oleh Maulana Yusuf. Pada 1596, orang-orang Belanda, dipimpin Cornelis de Houtman, tiba di Banten. Hubungan antara Banten dan Belanda memburuk karena arogansi Belanda.
Pada 1651, Sultan Ageng Tirtayasa memimpin Banten, membuat kemajuan signifikan dalam politik, ekonomi, dan budaya. Namun, bentrokan dengan Belanda sering terjadi. Belanda menggunakan politik adu domba, menghasut Sultan Haji untuk menangkap ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa, yang akhirnya dipenjara hingga wafat pada 1692. Sejak itu, Kesultanan Banten mulai mengalami kemunduran dan jatuh ke tangan Belanda.
Lahirnya Kota Serang
Pada 1816, Gubernur Vander Capellen mengambil alih kekuasaan dari Sultan Muhammad Rafiudin dan membagi Banten menjadi tiga wilayah: Serang, Lebak, dan Caringin. Serang dipimpin oleh Bupati Pangeran Aria Adi Santika.
Setelah pendudukan Jepang dan kemerdekaan Indonesia, Serang menjadi salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Hari Lahir Kabupaten Serang ditetapkan pada 8 Oktober 1526, saat Sultan Maulana Hasanuddin mulai memerintah Kesultanan Banten. Sejak 4 Oktober 2000, Kabupaten Serang resmi menjadi bagian dari Provinsi Banten.
Kota Serang resmi berdiri sebagai daerah otonom pada 10 Agustus 2007, melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang di Provinsi Banten.
Referensi:
HM, Zaenuddin. (2017). Asal-usul Kota-kota di Indonesia Tempo Doeloe. Jakarta: PT Zaytuna Ufuk Abadi.