Dulunya Terbengkalai, Rumah Batu Bata Ini Diubah Jadi Hotel Butik

SERANGPOS-Di puncak gunung Oman, terdapat sebuah desa yang cukup unik bernama Misfat al-Abriyeen. Di sana terdapat rumah dari batu bata terbengkalai yang disulap menjadi hotel butik.
Misfat al-Abriyeen memiliki 800 penduduk yang terletak di lereng ‘Grand Canyon’ Oman, di mana wisatawan bisa mendaki gunung dan lembah berbatu serta menjelajahi kehidupan masyarakat setempat. Kini, hotel butik yang antik pun menjadi daya tariknya.

Salah satu penduduk desa, Yacoub al-Abri menceritakan, semua berawal pada tahun 2010 saat pamannya menyarankan agar rumah-rumah batu bata yang telah terbengkalai bisa dimanfaatkan kembali. Pemiliknya telah meninggalkan rumah yang sudah berusia berabad-abad dan pindah ke sisi berlawanan dari desa.

“(Idenya) menggabungkan lingkungan sederhana dan alami dari kehidupan kuno Oman dengan sentuhan modern yang memberi kenyamanan dan keamanan,” kata Abri kepada AFP, Kamis (4/3/2021)

Rumah berdinding krem yang terbuat dari batu bata lumpur dengan atap pelepah lontar diubah menjadi penginapan yang sederhana namun elegan. Desainnya dilengkapi dengan kayu dan tekstil tradisional.

Lima tahun setelah ide itu dicetuskan, hotel butik pertama pun berdiri. Hal itu pun menjadi inspirasi bagi penduduk desa di Oman untuk mengikuti jejak mereka.

“Kami mulai dengan hanya lima kamar, lalu kami menambah jumlahnya dan membeli rumah tua lainnya. Saat ini kami memiliki 15 kamar dan ada rencana untuk terus berkembang hingga mencapai 50 kamar,” tambahnya.

Di ketinggian lebih dari 1.000 meter, desa mungil yang menjadi rumah bagi suku Abri memiliki kumpulan rumah adat yang menawan. Letaknya di sepanjang puluhan gang kecil, menghadap ke daratan yang dipenuhi tanaman pisang serta pohon jeruk dan palem.

Mengutip CNN Indonesia, selain menjadi kawasan wisata, wilayah ini juga dikenal dengan cerita jin berusia berabad-abad yang masih sering diceritakan di desa-desa serupa di seluruh negeri. Walaupun modernisasi telah berlangsung selama setengah abad.

“Tinggal di sini seperti perjalanan menuju dunia yang tenang dan damai,” kata Abri.

Menurut pemilik hotel, 5.500 turis dari Jerman hingga Prancis pernah singgah di penginapannya pada tahun 2019 dengan tingkat hunian tahunan 90% bila dibandingkan pada 2015 dengan hanya 800 pengunjung.

Tarif menginap di hotel butik tersebut antara USD 90 atau Rp 1.2 juta hingga USD 180 atau sekitar Rp 2,5 juta per malam. Tergantung ruangan dan juga musim.(detik.com)

Share