Serangpos- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat memberikan pidato kunci pada acara CEO Networking di Jakarta, Senin (3/12/2018). (Dok. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian) JAKARTA, KOMPAS.com – Nilai tukar rupiah diperkirakan akan terus mengalami turbulensi hingga awal 2019. Namun pemerintah yakin goncangannya tak besar, naik-turun di kisaran saat ini Rp 14.500-an per dollar AS. ” Rupiah melemah sedikit, menguat sedikit, di tengah situasi yang belum settle, sangat bisa terjadi,” ujar Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution di Jakarta, Rabu (26/12/2018) malam. Mantan Gubernur Bank Indonesia itu menilai, turbulensi harian rupiah tak perlu dibesar-besarkan. Kecuali kata dia, bila rupiah melemah dalam waktu seminggu berturut-turut. Darmin mengatakan, perang dagang dan gejolak moneter dunia belum reda benar. Oleh karena itu setiap kebijakan bisa mempengaruhi nilai tukar mata uang di dunia, termasuk rupiah. Namun bisa juga kebijakan itu tak berpengaruh besar. Misalnya saat bank sentral AS menaikan suku bunganya beberapa waktu lalu. “Yang menarik saat itu rupiah enggak melemah benar. Malah sedikit menguat tetapi kemudian berubah sedikit. Jadi akan ada di sekitar situ terus selama seminggu dua minggu ini,” kata dia. “Padahal itu peristiwa penting The Fed menaikan suku bunga dan Indonesia enggak naikan suku bunga lagi, ya kan? Dan ternyata rupiah enggak apa-apa,” sambungnya. Sebelumnya, sejumlah sentimen negatif dari luar negeri kembali menerpa kurs rupiah. Alhasil, rupiah melemah di hadapan dollar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (26/12/2018). Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda terkoreksi 0,16 persen ke level Rp 14.577 per dollar AS. Bila melihat kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR)di Bank Indonesia (BI), rupiah juga sebesar 0,84 persen ke level Rp 14.602 per dollar AS.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com “, https://ekonomi.kompas.com/read/2018/12/27/093249626/