SERANGPOS.COM, DENPASAR – Bali International Hospital (BIH) yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur, Bali, tengah mengembangkan pusat perawatan jantung untuk memenuhi kebutuhan kardiovaskular di Pulau Dewata. Pengembangan ini bertujuan untuk menyediakan akses perawatan mutakhir bagi pasien dengan dukungan keahlian medis terbaik.
“Kami ingin memastikan pasien memiliki akses ke perawatan mutakhir dan keahlian medis,” kata Presiden Direktur PT Pertamedika Bali Hospital Fitriana di Denpasar, Sabtu.
Dalam upaya meningkatkan standar perawatan kesehatan kardiovaskular, BIH menjalin kemitraan dengan HK Asia Medical Group, sebuah grup medis kardiovaskular swasta terkemuka. Kolaborasi ini diharapkan mampu menghadirkan layanan medis kelas dunia, inovasi teknologi medis, serta meningkatkan kapasitas tenaga medis lokal melalui program pelatihan dan transfer pengetahuan.
Pusat jantung yang dikembangkan ini akan menyediakan berbagai layanan, termasuk prosedur diagnostik, operasi invasif minimal, dan perawatan pasca-operasi dengan teknologi terkini. HK Asia Medical Group, yang memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun di China, Hong Kong, dan Jepang, juga berencana menyumbangkan peralatan medis canggih dan menyediakan program pengembangan profesional bagi dokter dan tenaga medis di BIH.
Selain itu, pengembangan pusat jantung ini mencakup pelatihan, seminar, dan lokakarya untuk memperkuat keahlian dalam diagnosis dan pengobatan penyakit jantung.
Manajemen BIH juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai institusi internasional, termasuk dari Australia, Singapura, dan Hong Kong. BIH menawarkan layanan medis yang mencakup perawatan kanker, kardiologi, neurologi/stroke, gastrologi, dan ortopedi.
BIH terletak di area seluas lima hektare di dalam KEK Kesehatan Sanur, yang total luasnya mencapai 41,26 hektare. Pemerintah berharap fasilitas ini dapat meningkatkan perekonomian serta memperkuat layanan kesehatan di Indonesia.
Menurut data Dewan Nasional KEK, pada tahun 2030 diproyeksikan sekitar 4-8 persen penduduk Indonesia, atau sekitar 123 ribu hingga 240 ribu orang, yang sebelumnya berobat ke luar negeri akan memilih untuk berobat di dalam negeri, termasuk di BIH. Hingga tahun 2045, penghematan devisa yang diharapkan mencapai Rp86 triliun, dengan tambahan devisa mencapai Rp19,6 triliun pada periode yang sama.
KEK Kesehatan Sanur juga memiliki nilai investasi sebesar Rp10,2 triliun dan diharapkan mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.