Program Co-firing Biomassa Dinilai Bantu Perekonomian Masyarakat

Program co-firing atau substitusi batu bara dengan biomassa di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dinilai memiliki potensi besar di Indonesia dan memberikan dampak positif pada perekonomian masyarakat. Kepala Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (SBRC) IPB University, Dr. Meika Syahbana Rusli, menjelaskan bahwa co-firing biomassa pada PLTU berkontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK).

Penggunaan biomassa sebagai pengganti batu bara dinilai efektif dalam mengurangi emisi dari pembakaran batu bara. Selain itu, program ini sangat cocok diterapkan di Indonesia yang memiliki potensi lahan kering cukup besar. “Lahan kering ini cocok ditanami untuk tanaman energi. Lahan kering ini masih banyak yang tidak produktif, masih banyak yang tumbuh alang-alang, rumput-rumputan atau pepohonan yang tidak dimanfaatkan. Di Pulau Jawa ada 1 juta hektare lahan kering yang potensial dimanfaatkan untuk tanaman energi,” ujar Meika.

Saat ini, biomassa yang digunakan kebanyakan berasal dari limbah seperti dahan kering dan serbuk gergaji. Namun, program hutan energi dapat menjadi solusi untuk meningkatkan pemanfaatan biomassa. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah memulai program hutan tanaman energi di beberapa wilayah di Pulau Jawa, seperti Cilacap, Tasikmalaya, dan Gunung Kidul. Meika menekankan pentingnya memperluas program ini dengan melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat setempat.

Meika juga menyoroti keberlanjutan program hutan energi, yang ramah lingkungan karena hanya memanfaatkan dahan atau ranting pohon. “Program ini menjaga lingkungan tetap teduh dan mengurangi erosi, sekaligus memanfaatkan lahan kritis,” jelasnya.

Selain dampak lingkungan, program ini juga berpotensi meningkatkan ekonomi masyarakat. Pemanfaatan biomassa dari pohon yang ditanam oleh masyarakat dapat mendorong ekonomi kerakyatan melalui sirkular ekonomi.

“Jadi, bisa juga menimbulkan sirkular ekonomi di masyarakat, jadi ada manfaat ekonomi langsung yang bisa dirasakan oleh masyarakat katakanlah ekonomi kerakyatan itu dirasakan langsung,” tambah Meika.

Beberapa jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk biomassa termasuk Kaliandra, Gamal, dan Lamtoro. Dahan tanaman ini bisa digunakan sebagai bahan bakar biomassa, sementara daunnya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Melibatkan masyarakat dalam program hutan energi diharapkan dapat mendorong terbentuknya kelompok tani di wilayah target.***

Share